RUMAH KEGEMBIRAAN
By: Triboy Mustika
“Benci banget gue sama anak kecil ….”
Ucapan Pevita membuatku melengak kaget. Gadis yang
lama di luar negeri itu baru saja membanting pintu kamar setelah keponakannya
memintanya untuk menemaninya main.
“Kenapa sih, Vit? Namanya juga anak-anak. Apalagi
elo tante yang sudah lama dia tunggu-tunggu.”
Aku sebagai sahabatnya heran melihat
tingkahnya.
“Duh, nggak tau, ya. Gue nggak suka aja sama
bocil. Mereka berisik dan suka bikin gaduh. Pusinglah kalau sudah ada anak
kecil. Nyesel gue balik ke Indo kalo di rumah ada bocilnya.”
Astaghfirullah. Padahal Nina itu keponakannya,
loh. Anak kakak perempuannya—Mbak Rima.
“Nggak boleh ngomong gitu, Vit. Gimana pun dia
keponakan elo, anak kakak elo. Masak sama keponakan sendiri tidak suka, sih. Lagian
menurut gue, Nina itu lucu dan menggemaskan. Usia lima tahun itu sedang
lucu-lucunya, loh.”
“Lucu apaan! Anaknya suka nangis dan ngambekan.
Belum lagi kalo masuk ke kamar gue, suka banget megangin barang-barang gue. Kalo
rusak gimana? Kakak gue juga belum tentu bisa ganti ….”
Aku yang kebetulan memang sengaja berkunjung ke
rumahnya, menjadi tidak nyaman. Ternyata negara lain telah mengubah kepribadian
sahabatku.
Dulu dia begitu ceria, murah senyum, dan suka
anak-anak. Setiap minggu kita rutin mendatangi panti asuhan. Namun, karena dia
harus melanjutkan kuliah ke luar negeri, semuanya jadi berubah.
“Gimana nanti kalo elo punya anak, Vit?”
“Duh, gue mo childfree ajah. Nggak mau ribet
gue ngurusin anak.”
Ya Allah, betapa meruginya sahabatku ini jika
berpikir seperti itu.
“Vit, gue pernah baca hadits Rasulullah yang
mengatakan begini, Diriwayatkan Imam Abu Ya’la dari Aisyah RA, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ في الجنة دارا يقال لها دار الفرح لا يدخلها
إلا من فَرَّحَ الصبيان
“Sesungguhnya di surga ada satu rumah yang
bernama Rumah Kegembiraan. Tiada yang memasukinya kecuali orang yang
menggembirakan anak-anak kecil.”
Apa kamu yakin mau melewatkan reward dari
Allah, Vit? Rumah Kegembiraan. Mendengarnya saja sudah membuat kita gembira.
Yuk, belum terlambat, kok, untuk berubah.”
Pevita terdiam mendengar kata-kataku. Semoga apa
yang aku sampaikan, masuk ke dalam hati dan pikirannya. Sungguh, sesuatu yang
baik, jangan sampai dihilangkan karena yang rugi adalah diri sendiri.
Untuk seluruh anak-anak di Indonesia, Love You
Full!
Posting Komentar untuk "Rumah Kegembiraan Untuk Kamu"