Cerita ini mengajak pembaca memasuki lika-liku kehidupan pernikahan seorang wanita bernama Marwah. Dalam hubungan yang dipenuhi cinta dan kebahagiaan, Marwah dan suaminya, Kang Zayyin, menikmati manisnya rumahtangga mereka. Namun, seperti halnya kehidupan, kebahagiaan itu terkadang hanya sesaat, dan kehidupan Marwah pun berubah saat ponsel suaminya terdengar berdering di bawah bantal.
Ketika Marwah menjawab panggilan itu tanpa sengaja, dunianya mulai runtuh. Suaminya, yang sebelumnya penuh perhatian, ternyata memiliki kehidupan yang lebih rumit di balik layar. Obrolan telepon dengan seorang perempuan bernama Teh Wike membuka mata Marwah akan kenyataan pahit. Kang Zayyin, suaminya, ternyata memiliki komitmen dan janji-janji pada perempuan lain, yang membuat Marwah merasa ditinggalkan.
Dalam momen yang penuh emosi, Marwah merasa kesedihan dan kecewanya meluap-luap. Hubungan yang seharusnya penuh kepercayaan dan kesetiaan ternyata hanya sebatas kedok. Marwah merasa terpukul dan terhempas oleh kenyataan yang tak terduga. Pada saat-saat seperti inilah, kebahagiaan pernikahan yang tadinya menyinari kehidupannya, menjadi bayangan yang memudar.
Tak lama setelah itu, Kang Zayyin meminta izin untuk meninggalkan Marwah demi memenuhi panggilan dari Teh Wike yang sedang sakit. Marwah, meski terluka, memberikan izin dengan hati yang hancur. Pertanyaan-pertanyaan pedas pun keluar dari bibir Marwah, menggambarkan keputusasaan dan kebingungan yang dirasakannya. Apakah cinta yang dulu begitu indah dan tulus kini telah sirna?
Dalam pergulatan batin Marwah, dia mempertanyakan apakah Kang Zayyin masih memiliki perasaan yang sama seperti dulu atau hanya tersisa rasa sebal. Pertanyaan tersebut menjadi pusat dari konflik pernikahan mereka. Marwah mencoba mencari jawaban dari Kang Zayyin, tetapi tak ada jawaban yang memuaskan, dan mereka terdampar dalam keheningan yang penuh ketidakpastian.
Dengan latar belakang konflik yang mendalam, pembaca dihadapkan pada potret rumah tangga yang dipenuhi kebingungan dan perasaan terluka. Marwah, yang awalnya berbahagia, kini harus menghadapi realitas pahit poligami yang memisahkan perhatian suaminya. Bab pertama cerita ini menyajikan potret rumah tangga yang runtuh, penuh dengan emosi dan pertanyaan yang belum terjawab, meninggalkan pembaca dalam antisipasi terhadap kelanjutan kisah tragis Marwah dalam mencari arti cinta sejati dalam rumah tangganya yang bergejolak.
Cerita selengkapnya silakan baca di sini: AKU SELEPAS DIMADU
Posting Komentar untuk "AKU SELEPAS DIMADU: Tragedi Cinta Marwah yang Menyayat Hati Karya Sahara Ningrat"